Selasa, 23 November 2010

Sesalku

Perlahan kau hadir dalam hidupku, menyusup dalam keseharianku, mencoba akrab denganku. Kau coba mengerti karakter dan keseharianku. Banyak hal penting hingga sama sekali tak penting kau lontarkan sebagai jembatan menujuku. Menjawab semua pertanyaanmu, accept gurauanmu.. aku tak berfikir jauh, tak pernah ku berprasangka buruk tentangmu, karena kau salah satu temanku. Hanya teman yang pernah berjuang bersama di satu kelas. Itulah kesalahan selama ini, Aku selalu menganggap semua orang sama, sama suka bergurau, sama tak tak menanggapi sesuatu dengan serius. Padahal, jelas berbeda. Setiap orang punya alasan dan tujuan ketika melakukan sesuatu, entah tujuan menguntungkan atau merugikan orang lain.

aku tak pernah menganggapmu berbeda, aku tak pernah su’udzon bahwa kau punya maksud lain ketika memberi pertanyaan, meminta bantuan dan lain-lain. Dan tak alasan untuk menolak memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Tetapi disini, aku menyesal memberikan bantuan itu, memberikan informasi-informasi yang kau minta. Karena ternyata kau tak serius, kau hanya memanfaatkan suasana untuk bisa bertemu denganku.

“ok dah, Besok y tak ambl. sekalian bsok wes aq mw ngomong sesuatu m km ya.?!”

“ngmog aj knp nggu bsk, karg ajj,org dr td jg dah omong2an to?” Aku tak mau serius menganggap I ni.

“kl ngmg lwt sms kyakna gag enk, pengnx face to face m km lgsg.”

Kubiarkan sms itu, aku tak ingin berkata-kata. Hatiku kesal, melihat caramu. Dengan alasan meminjam sesuatu, kamu mengambilnya padaku dan kita bertemu. Itu kan yang kau inginkan? Dua kali kau ingin menugngkapkan itu, Aku tau apa yang ada dalam hatimu. Aku Tau meski tak semuanya. Aku, belum terlalu bijaksana untuk menghadapi hal yang sama ini. tapi aku tak kan membiarkan kau atau orang lain mengungkapkan sesuatu yang tak seharusnya diungkapkan.

Maafkan aku teman, bukan maksudku menyakitimu, tapi inilah caraku selama ini menanggapi hal seperti ini. aku memilih diam, menjauh darimu. Aku tak ingin memberi harapan pada siapapun.

Inilah yang selalu menimpaku, sejak 6 tahun yang lalu, ketika aku duduk di bangku 1 SMP. Aku membalas setiap gurauan, sapaan dan senyum mereka, hingga mereka menganggapku lain karena Aku tak ingin dianggap sombong. Hanya beberapa orang yang aku cuekkan ketika mereka menyapa atau mencoba baik ke aku, karena aku sudah mengeri maksud mereka, Maksud yang tak kuinginkan pastinya. Tapi ketika beberapa orang menganggapku berbeda, sungguh menyiksaku. Membuatku merasa sangat bersalah karena aku telah salah action, membuat orang lain memikirkanku. Astagfirullah kesalahan besar. DIAM, CUEK, itulah senjataku ketika mereka telah menganggapku berbeda selama ini. tak peduli lagi mereka menganggapku sombong.

ketika aku mulai tau bahwa kita harus menjaga pandangan, dan izzah kita sebagai muslimah, selalu aku berusaha tak menyakiti orang untuk yang kesekian kalinya. Aku berusaha cuek kepada mereka yang memberikan perhatiannya padaku. Hingga perlahan banyak teman yang kesal dan membenciku. Bahkan sempat aku begitu ketakutan karena zal(salah seorang teman yang tak pernah bosan memberi perhatian ke aku), akhirnya sangat membenciku karena Sikapku yang cuek, mengancam akan melakukan sesuatu yang merugikan.

Inilah ujianku yang selalu berulang. Aku ingin segera lulus dari ini YA Allah, sejak 3tahun lalu aku berusaha jauh dari kejadian-kejadian ini. tapi selalu ada yang lolos. Mudahkan aku YA Allah, mudahkan aku meutup diri ini rapat-rapat hingga tak seorangpun bisa mengintipku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar